CONFUSA
Oleh: Halim Ramdani
kusut, kalut, terhalang kabut
aku tak bisa menjemput esok pagi yang sejuk
pikirku buntu semakin terpuruk
mata ini terlalu lelah melihat sesuatu yang tak pasti
setara nirwana yang digapai kaum budhis
maupun wahdatul wujud ala salafi
mungkin aku mirip seorang agnostik
mengumbar keraguan disatu titik
mungkin juga bukan,
ya aku lebih mirip seorang pendosa israil yang belum dibaptis
dosa-dosa begitu mesra menyelimuti diri
pelan-pelan membawa hangatnya neraka dalam tubuh ini
sungguh aku menikmatinya,
walapun yang setia menemani hanyalah keterpurukan
andai saja ghirah sejalan dengan hati
mungkin bukan lagi keterpurukan yang menemani
tapi ra'yu dengan oktan tinggi
wahai dewata raya, jamahlah diri yang sempit ini
lindungi tubuh yang kurus ini.
agar tetap menjadi insan yang mandiri.
4 Comments
imagi yg bagus... apa yg ada di dalam pikiran penulis, entah itu keraguan, atau kekalutan akan sesuatu, bisa tersampaikan lewat sosok2 sprti budhis dan yg lainnya..
ReplyDeletetp di bait kedua, "atheis yang agnostik"...?? saya ga ngerti, kalau atheis ya atheis, agnostik ya agnostik...hehe
entah mungkin krn kekalutan, dan keraguan si penulis sehingga mnyebut dirinya sperti "atheis yg agnostik" yg masih percaya pada konsep dosa.. hehe
puisinya cukup imagis dan agamis....heu
saya suka judulnya "CONFUSA"
confusa = bingung,, judul aja udah bingung,, apa lagi isinya ngebingungin, melesetin dikit.. hehe
ReplyDeleteaku jatuh cintalah sama bait yang ini
ReplyDelete"andai saja ghirah sejalan dengan hati
mungkin bukan lagi keterpurukan yang menemani
tapi ra'yu dengan oktan tinggi"
wiih, berasa gimanaaaa gtu...hehe
trs bait terakhir ada kalimat "insan yang mandiri" kaya HMI bgt gtu...hehe
hhehe kalo jtuh cinta pinang aja bait nya,,, iya kebawa2 doktrin HMI nya hehhe
Delete