About Me

header ads

HARDIKNAS, masih patutkah?


Tanggal 02 Mei identik dengan peringatan HARDIKNAS, jika mengulas kembali pelajaran sekolah dasar kita pasti tahu siapa tokoh yang berpengaruh terhadap peringatan hardiknas ini, tidak lain kalo bukan Ki Hajar Dewantara, entah kenapa tanggal peringatan hardiknas ini pun disamakan dengan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, mungkin saking berpengaruhnya beliau terhadap pendidikan di negri ini, maksudnya semangat beliau untuk memajukan pendidikan dinegri ini ketika negri ini masih dalam keadaan penjajahan.

ungkapan yang terkenal dari beliau adalah "tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan)", dan pada akhirnya pada tanggal 03 Juli 1922 beliau mendirikan Taman Siswa bersama Douwes Deker dan Cipto Mangoenkoesoemo, dari sinilah lahir konsep pendidikan nasional  katanya.

Sebenarnya rancu juga tanggal peringatan hardiknas bukan berdasarkan lahirnya taman siswa yaitu tanggal 03 Juli, yang merupakan awal kegiatan pergerakan ril tentang terciptanya suatu kegiatan pendidikan. Padahal upaya untuk menciptakan suatu pendidikan yang baik di negri kita ini ketika jaman penjajahan bukan hanya Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswanya saja. sebut saja KH Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyahnya yang berorientasi terhadap kemajuan pendidikan yang pada waktu itu pendidikan tradisional Pesantren mendominasi, disini muncul KH Ahmad Dahlan dengan inovasi pembaharu dan membuat pendidikan yang lebih modern. 

KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyahnya sudah ada jauh sebelum lahirnya Taman Siswa, yaitu tanggal 18 November 1912, sedangkan Taman Siswa lahir pada tanggal 03 Juli 1922, disini sudah jelas bahwa pelopor dalam  upaya memajukan pendidikan pribumi ketika jaman penjajahan sudah ada sebelum adanya Taman Siswa, yaitu KH Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyahnya. Jadi alangkah idealnya juga peringatan hardiknas ini bukan tanggal 02 Mei, tapi tanggal 18 November, atau disamakan dengan tanggal lahirnya KH Ahmad Dahlan. 

Sayangnya semangat hardiknas ini tidak berbanding lurus dengan realita pendidikan yang ada pada saat ini, masih banyak masalh-masalah yang terjadi di dunia pendidikan indonesia, mungkin saja ini gara-gara bawaan kebijakan Soeharto dulu yang lebih dikenal dengan bapak pembangunan yang hanya menganggarkan beberapa persen  dari anggran negara untuk pendidikan, sehingga pendidikan indonesia sampai saat ini belum mengalami peningkatan yang pesat jiga dibandingkan dengan negara-negara asia tenggara yang lain.

Indonesia harus banyak berbenah lagi jika berbicara tentang masalah pendidikan, belum lama lagi masalah UN kemarin, UN yang sudah dinilai sebagai budaya pembodohan nasional, pembunuhuan karakter, dan ajang pencarian keuntungan semata, malah menambah permasalahan pendidikan yang semakin kompleks. masih banyak sekolah-sekolah yang ada dipelosok belum mempunyai sarana prasarana yang ideal, tenaga guru yang kurang dsb. kurangnya pemerataan dana BOS yang ada. masih patutkah kita merayakan HARDIKNAS??


Post a Comment

0 Comments