About Me

header ads

BISA JADI SEMUA NABI ITU GONDRONG



Rambut adalah mahkota, sebuah istilah yang indentik selalu disematkan terhadap perempuan. Rambut panjang terurai, berkilau, bebas ketombe dan kutu adalah impian setiap perempuan, maka tidak heran produk-produk kecantikan untuk rambut berupa shampo, conditioner, dll sebagian besar dibranding dengan rupa perempuan nan cantik jelita.

Istilah “Rambut adalah Mahkota” sebenarnya berlaku juga terhadap pria, ya kan Mahkota bukan untuk Ratu saja, Raja-pun mempunyai mahkota. Fenomena diatas seperti menampilkan hak istimewa bahwa rambut panjang hanya boleh dimiliki oleh perempuan. Lalu bagaimana jika pria berambut panjang alias gondrong. Pertanyaan itu sebenarnya gak penting-penting amat untuk jawab mau boleh ataupun tidak pria berambut gondrong toh gak membuat indonesia bebas dari korupsi (gak nyambung).


Alasan saya membahas kegondrongan dalam tulisan ini tiada lain sebagai bentuk pelampiasan keresahan saya, dengan harapan pertama tulisan ini sebagai sumber pencerahan terhadap orang-orang yang masih nyinyir terhadap pria berambut gondrong dan kedua sebagai jawaban bagi rekan-rekan sejawat yang sering bertanya kenapa saya memutuskan untuk berambut gondrong.

Gondrong adalah mode rambut pertama dan tertua didunia

Model rambut gondrong saya yakini merupakan model rambut pertama dan tertua yang ada dialam semesta ini, jauh sebelum kita mengenal model-model rambut dengan nama undercut, mowhack, dll yang tak mungkin kita jumpai mode itu digunakan oleh manusia purba pada masa pra sejarah. Bahkan bisa jadi bapak kita semua yakni Nabi Adam-pun berambut gondrong. Walapun gak ada bukti, tapi yakini aja toh zaman dahulu kala belum ada barbershop.

Pria gondrong adalah pria pilihan

Seperti halnya Nabi-nabi yang dipilih Tuhan diantara milyaran manusia yang ada dimuka bumi, pria gondrongpun demikian, tidak semua pria di muka bumi ini berambut gondrong, kenapa?, ya karena  mereka (gondrongers menyebutnya) merupakan pria pilihan, beda dari yang lain. Jangan tanya berapa besar sifat sabar yang mereka miliki ; sabar menunggu rambut tumbuh, sabar menerima cemoohan, sabar dimarahin emak, sabar diputusin pacar, sabar kegerahan, sabar ketika disangka perempuan. dan sabar-sabar lainnya. Kesabaran inilah yang belum tentu dimiliki pria-pria lain diluar sana. Ingat orang sabar itu disayang Tuhan, karena sifat sabar kami, kamipun disayang Tuhan, ciieee.

Gondrong Simbol kemarifatan

Suatu hari teman saya bekas santri kobong (pondok) bercerita tentang kegondrongan di pesantren. Dia bilang gondrong diantara santri senior itu adalah kewajaran bahkan jadi simbol tingginya ilmu yang dimiliki, lha koq bisa ?. Mungkin sudah kultur mitosnya dari dulu, entahlah, terlepas benar ataupun salah tapi itu merupakan hal menarik untuk dikaji.
Pernah dengar kisah sunan kalijaga ketika sudah mencapai puncak menuju kewalian dipinggir kali dalam keadaan penuh lumut, brewokan, dan gondrong. Atau cerita Gus Mus ketika pulang dari pesantren dikatain bapaknya mirip seorang wali gara-gara berambut gondrong.

Bisa jadi semua Nabi itu gondrong

Kita tidak akan menemukan bukti otentik rupa semua para nabi terdahulu yang pernah diutus ke muka bumi, mungkin hanya sebagian, itupun dari lukisan-lukisan, patung, dan keterangan-keterangan kitab terdahulu.
Kita ambil contoh bukti yang menyatakan bisa jadi semua nabi itu gondrong yaitu lihat saja bentuk patung yesus yang disalib, tuhan aja gondrong.  Walaupun muslim menganggap itu bukan Nabi isa tapi Yudas Iskariot yang wajanya diserupakan oleh Allah. Terlepas dari polemik itu, tulisan ini hanya membahas bentuk fisik khususnya Rambut Yesus yang gondrong, ya kita yakini saja memang bentuknya seperti itu, bahkan Nabi Muhammadpun dalam hadist diterangkan memiliki rambut panjang sebahu, kira-kira seperti ini bunyi hadistnya :  
Dari Bara’ bin Azib, dia berkata “Aku tidak pernah melihat rambut melampaui ujung telinga seorangpun yang lebih bagus dari (rambut) Rasulullah”. Dalam suatu riwayat lain, “Rambut Rasulullah sampai mengenai kedua bahunya” (Hr. Muslim : 2337).
Jadi sebagi umat yang baik, memanjangkan rambut bukan bermaksud ingin menyerupai bentuk perempuan, karena kita gak cantik, bukan pula ikut-ikutan kaum kafir yang jelas dilarang Nabi jika kita berniat mengikutinya bakalan termasuk kaum tersebut. Memanjangkan rambut hanya bentuk memuliakan rambut yang telah dianugerahkan, mumpung sudah gak dilarang gak seperti jaman orba, apa salahnya sekali seumur hidup pernah memanjangkan rambut. Menikmati rasanya mode rambut jaman Rasulullah.





Post a Comment

0 Comments