About Me

header ads

Puisi setengah cacat #puisi1

 CONFUSA

Oleh: Halim Ramdani

kusut, kalut, terhalang kabut
aku tak bisa menjemput esok pagi yang sejuk
pikirku buntu semakin terpuruk

mata ini terlalu lelah melihat sesuatu yang tak pasti
setara nirwana yang digapai kaum budhis
maupun wahdatul wujud ala salafi

mungkin aku mirip seorang agnostik
mengumbar keraguan disatu titik
mungkin juga bukan,
ya aku lebih mirip seorang pendosa israil yang belum dibaptis
dosa-dosa begitu mesra menyelimuti diri
pelan-pelan membawa hangatnya neraka dalam tubuh ini

sungguh aku menikmatinya, 
walapun yang setia menemani hanyalah keterpurukan

andai saja ghirah sejalan dengan hati
mungkin bukan lagi keterpurukan yang menemani
tapi ra'yu dengan oktan tinggi

wahai dewata raya, jamahlah diri yang sempit ini
lindungi tubuh yang kurus ini.
agar tetap menjadi insan yang mandiri.


Post a Comment

4 Comments

  1. imagi yg bagus... apa yg ada di dalam pikiran penulis, entah itu keraguan, atau kekalutan akan sesuatu, bisa tersampaikan lewat sosok2 sprti budhis dan yg lainnya..
    tp di bait kedua, "atheis yang agnostik"...?? saya ga ngerti, kalau atheis ya atheis, agnostik ya agnostik...hehe
    entah mungkin krn kekalutan, dan keraguan si penulis sehingga mnyebut dirinya sperti "atheis yg agnostik" yg masih percaya pada konsep dosa.. hehe
    puisinya cukup imagis dan agamis....heu
    saya suka judulnya "CONFUSA"

    ReplyDelete
  2. confusa = bingung,, judul aja udah bingung,, apa lagi isinya ngebingungin, melesetin dikit.. hehe

    ReplyDelete
  3. aku jatuh cintalah sama bait yang ini
    "andai saja ghirah sejalan dengan hati
    mungkin bukan lagi keterpurukan yang menemani
    tapi ra'yu dengan oktan tinggi"
    wiih, berasa gimanaaaa gtu...hehe

    trs bait terakhir ada kalimat "insan yang mandiri" kaya HMI bgt gtu...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhehe kalo jtuh cinta pinang aja bait nya,,, iya kebawa2 doktrin HMI nya hehhe

      Delete