Oleh : Halim Ramdani
INOVASI, ASOSIASI, DAN EKSPANSI BISNIS UNTUK PENINGKATAN KINERJA USAHA
Di era globalisasi
saat ini dalam kemajuan zaman
dan semakin pesatnya teknologi menyebabakan perkembangan ekonomi yang semakin
tumbuh, sejalan dengan kebutuhan dan keinginan yang semakin meningkat, seperti
halnya dalam sector perekonomian mikro dalam ruang lingkup industry dan usaha
kecil menengah dan jasa. Tidak dapat dipungkiri sector mikro ini terutama di
Negara Indonesia sangat berperan vital terhadap perekonomian bangsa, namun
perekonomian mikro ini dirasakan semakin hari tidak merata dalam hal
perkembangan secara signifikan dan pertumbuhannya tidak sejalan dengan yang
diharapkan akibat masalah yang dialami oleh para pelaku ekonomi mikro cukup
kompleks baik kurangnya keterampilan dalam hal mengatur kegiatan bisnis maupun pendanaan dan dorongan yang kurang
didapat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan sulit untuk
diwujudkan.
Selain itu ditambah lagi suatu masalah yang cukup penting yang akan
mempengaruhi kinerja atau kelangsungan kegiatan bisnis atau usaha yaitu ketika
terjadinya kenaikan upah buruh. dalam hal ini buruh secara sederhana dapat diartikan
sebagai pekerja atau pegawai yang bekerja dalam sebuah bidang perekonomian
tertentu baik yang bekerja dalam skala rumahan maupun sekala industri besar.
Secara umum buruh sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian suatu perusahaan,
karena bisa dikatakan pula bahwa buruh
merupakan penopang dalam kelangsungan usaha dengan tingkat keterampilan dan
kinerja dari buruh itu sendiri.
Tidak bisa dipungkiri buruh
merupakan suatu keniscayaan yang mutlak ada dalam kegiatan
usaha, dan tidak terlepas dari kondisi sosial yang ada, peran buruh akan
terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, sehingga secara langsung
akan mempengaruhi tingkat keterampilan dan pola pikir para buruh. Kinerja buruh
akan berpengaruh terhadap proses perkembangan perusahaan, dan tingkat
berkembangnya kinerja buruh dipengaruhi oleh tingkat upah yang ia dapat.
Upah buruh disesuaikan dengan tingkat pendapatan suatu perusahaan, namun
ada kalanya tingkat buruh ini dipengaruhi oleh kondisi eksternal dari
perusahaan itu sendiri, seperti adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang
diberlakukan dalam mengatur tingkat upah buruh, contohnya adalah UMR (Upah
Minimum Regional) dll. Kebijakan ini akan mempengaruhi menegerial suatu
perusahaan dalam pemberian upah pegawai yang disesuaikan dengan tingkat
pendapatan perusahaan.
Dari sekian masalah yang ada para pelaku usaha harus lebih kreatif dalam
melakukan kegiatan usaha demi kelangsungan perusahaan. Dalam siklus ekonomi
makro ketika antara rumah tangga konsumsi dan rumah tangga produksi saling
berkaitan, maka perbaikan-perbaikan untuk menangani masalah masih bisa
dilakukan dengan cara-cara tertentu, antara lain dengan Inovasi dalam output
produksi, maupun dalam hal pemasaran dll.
1.
Inovasi Bisnis
Karena hidup ini dinamis akan terus mengalami perubahan, maka suatu
perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman, dan melakukan perubahan sesuai dengan selera pasar, tidak
sedikit perusahaan yang bangkrut ketika tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan
zaman, dibuktikan dengan adanya perkembangan informasi yang semakin pesat,
peralatan-peralatan yang menunjang produksi semakin modern, maka pelaku usaha
dituntut untuk tidak ketinggalan zaman, dalam hal ini ketika kenaikan upah
buruh dan faktor produksi yang masih stagnan maka tidak menutup kemungkinan
kelangsungan kegiatan usaha akan mengalami hambatan karena tidak bisa
menyesuaikan untuk memenuhi kewajiban kepada buruh. Untuk itu suatu perusahaan
dituntut untuk melakukan inovasi bisnis demi kelangsungan kegiatan usahanya dan
kewajibannya untuk memenuhi hak para buruhnya.
Berbicara tentang inovasi berati berbicara tentang perubahan atau hal yang
baru, menciptakan perubahan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, dalam
kegiatan usaha perubahan-perubahan adalah sesuatu yang harus dilakukan,
pastinya ditopang dengan data-data informasi yang baik sebelum melakukan
perubahan.
Hal yang pertama dalam melakukan perubahan adalah perencanaan yang akurat
dan terperinci, seperti rencana dalam melakukan perubahan output produksi baik
berupa perubahan terhadap produk, perubahan ini bisa dimulai dengan menciptakan
kalisifikasi produk baru dari yang sebelumnnya ada, contoh : suatu perusahaan
yang memproduksi barang fashion yang mulai dari kaos, jeans, ransel dll, dengan
satu brand yang sama. Kenapa tidak menciptakan barang yang baru dengan brand
yang ia miliki, membuat produk asesoris lain seperti alat tulis kantor (ATK)
maupun peralatan dapur seperti Mug, Piring dll, dengan brand dan desain ciri
khas mereka, sehingga menciptakan pangsa pasar yang baru. Karena secara
psikologi konsumen terhadap bidang fashion rata-rata mereka loyal terhadap
brand yang sudah ia pilih, sehingga bentuk barang apapun yang berasal dari
brand yang ia percayai pasti akan dibeli.
Contoh lain adalah ketika perusahaan
produk pangan seperti produk makanan ringan snack yang pada umumnya snack dijual
hanya satu item dengan dengan komposisi dan berat bersih yang seragam, dan
harga jual yang sama pula. Dalam hal ini bisa melakukan perubahan dengan cara
menciptakan klasifikasi barang yang lain seperti membuat produk snack dengan
komposisi dan berat yang berbeda atau lebih ringan, dan harganyapun lebih
ringan dengan yang sebelumnya ada, dan akan menimbulkan pasar yang baru, dari
yang biasa menjual barang yang harga Rp 5000 contohnya, dan akan ada pasar yang
mampu membeli barang yang harganya Rp 2000.
Itu hanya sebagian sample yang menjadi gambaran dalam inovasi bisnis, tapi
tidak menutup kemungkinan akan berlaku untuk tiap-tiap jenis usaha yang lain. Untuk
merealisasikan perubahan atau inovasi akan mudah dilakukan ketika adanya dana
untuk menopang perubahan yang disignifikan, dalam hal ini suatu perusahaan
diperlukan tambahan kapital atau modal yang memadai.
2.
Kerjasama Bisnis
Dalam mendapatkan kapital atau modal untuk menopang terwujudnya suatu
inovasi bukan hanya lewat donatur yang mutlak yang mampu memberikan bantuan
dana keseluruhan, hal itu cukup sulit untuk didapat, namun ada cara lain yang
lebih baik, yaitu dengan cara melakukan kerajasama atau membuat asosiasi
kegiatan bisnis, kerjasama ini bisa dengan pihak yang sama dengan jenis
kegiatan usaha kita, maupun dengan pihak yang berbeda diluar dengan kegiatan
usaha.
Lewat perserikatan yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai jumlah
modal yang berebeda-beda, akan membantu dalam penambahan modal untuk kegiatan
usaha, peran mereka diposisikan sebagai investor, dan akan memperoleh
keuntungan sesuai dengan jumlah bantuan modal yang mereka pinjamkan dengan
ketentuan persentase tertentu sesuai kesepakatan.
3.
Ekspansi Bisnis
Ekspansi bisa dikatakan dengan perluasan wilayah, dalam hal bisnis ekspansi
ini lebih tertuju pada perluasan wilayah pemasaran produk yang dijual, karena
konsumen bukan hanya sebatas ditunggu tapi konsumen harus dijemput. Banyak cara
yang bisa dilakukan dalam Dalam penjemputan konsumen ini, seperti, membuat
agen-agen pemasaran khusus di tiap wilayah tertentu, atau merekrut
reseller-reseller yang free untuk melakukan pemasaran tanpa ada aturan yang
ketat tapi kontribusi yang dihasilkan cukup baik. Banyak perusahaan-perusahaan
yang membuat cabang perusahaan dimana-mana, ditiap daerah, baik kota-kota besar
maupun kecil, sehingga keuntungan atau pendapatan perusahaan itu sendiri
mengalami peningkatan yang baik dengan ditopang menegerial perusahaan yang baik
pula.
Itulah beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam kegiatan usaha untuk
meningkatkan kinerja dan produktifitas suatu perusahaan, sehingga tidak menutup
kemungkinan akan terwujudnya kelangsungan kegiatan usaha yang baik dan mampu
menopang aspek-aspek lain seperti memberikan kontribusi dalam ranah sosial
maupun ranah internal perusahaan yang dalam kaitannya dengan terpenuhinya
pemberian hak dan kewajiban terhadap para pekerja atau buruh.
www.ciputraentrepreneurship.com
www.ciputraentrepreneurship.com
0 Comments